PPJP dan PPJM GKJW

Untuk mengunduh file PPJP 👉 word, pdf, ppt.

Untuk mengunduh file PPJM I 👉 word, pdf, ppt.

Untuk mengunduh file PPJM I tahun 2017 per bidang 👉 teologi, persekutuan, kesaksian, pelayanan, penatalayanan, lintas bidang.

Untuk mengunduh file Analisis SWOT PPJP dan PPJM 👉 I di sini.

Untuk mengunduh Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi PPJM I 👉 di sini.

PPJP DAN PPJM GKJW

Gereja Tuhan, termasuk Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) tumbuh dan membangun diri seperti yang tertulis dalam Efesus 4:16, “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh – yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota – menerima pertumbuhannya dan membangun diri dalam kasih” (TB LAI).  Untuk dapat menerima pertumbuhan dan membangun diri dalam kasih secara lebih baik, GKJW telah memiliki Pokok-pokok Rencana Kegiatan Pembangunan (PRKP) yang ditetapkan dalam Sidang Gabungan “Palados Padintenan Majelis Agung (PPMA)” dan Majelis Daerah selingkup GKJW pada tanggal 29-30 Nopember 1985, berdasarkan mandat dari Sidang ke-71/1985 Majelis Agung GKJW tanggal 28-30 September 1985 di Malang, yang diberlakukan mulai tahun 1987 sampai dengan tahun 2016, atau selama 30 tahun. Waktu 30 tahun ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan masa satu generasi. Di dalamnya terkandung harapan bahwa setelah PRKP selesai, maka generasi yang hidup bersamanya  sudah memiliki arah yang jelas dalam tumbuh dan membangun diri dalam kasih.

Dalam pelaksanaannya, PRKP dituangkan dan dijabarkan dalam Program-program Kegiatan Pembangunan (PKP) yang dilaksanakan dalam jangka waktu 6 (enam) tahunan untuk menimbang perkembangan dan masukan dari jemaat-jemaat. Berdasarkan PKP tersebut Majelis Jemaat, Majelis Daerah, dan Majelis Agung GKJW masing-masing menyusun dan melaksanakan Program Kegiatan Tahunan-nya (disingkat PKT). Meskipun demikian, GKJW tetap terbuka terhadap terobosan-terobosan yang muncul dari inisiatif yang selama ini tidak pernah ada dalam perencanaan strategis, lebih-lebih di era modern dengan perubahan/perkembangan yang begitu cepat. Keterbukaan ini penting, sebab dalam kehidupan bergereja, peran dan karya Roh Kudus tidak dapat dibatasi oleh strategi dan program gereja, dalam segala bentuk idealismenya.

Sehubungan dengan berakhirnya pelaksanaan PRKP pada tahun 2016, Sidang ke-106/2012 Majelis Agung GKJW yang diselenggarakan pada tanggal 28 Juni – 3 Juli 2012 di Jemaat Tulungrejo, Majelis Daerah Besuki Timur, memutuskan agar PHMA membentuk “TIM” guna menyusun Program Pembangunan Jangka Panjang GKJW (artikel 76 Akta Sidang ke-106/2012).

Program Pembangunan Jangka Panjang GKJW (PPJP) tersebut merupakan kelanjutan dari PRKP, dengan jangka waktu pelaksanaan mulai tahun 2017 sampai dengan tahun 2034, atau dalam kurun waktu selama 18 tahun. Sebagaimana PRKP, PPJP adalah garis-garis besar kegiatan pelayanan GKJW untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan diri, guna mewujudkan visi dan misi GKJW di tengah-tengah dunia, khususnya di Jawa Timur.

Dirancang dan diselenggarakannya PPJP dengan rentang waktu yang relatif lebih singkat daripada PRKP tersebut, di samping berdasarkan evaluasi pelaksanaan PRKP, setidaknya didasari 2 (dua) pertimbangan khusus, yaitu:

1. Dinamika kehidupan yang semakin cepat oleh sebab globalisasi, mendorong percepatan perubahan situasi dan kondisi, yang juga dialami oleh segenap Warga GKJW. Dengan demikian, apabila waktu pemberlakuan PPJP dibuat lebih panjang dibandingkan dengan pelaksanaan PRKP, maka program yang dicanangkan melalui PPJP tersebut akan kehilangan relevansinya.
2. Seperti halnya PRKP, PPJP juga akan dijabarkan ke dalam Program Pembangunan Jangka Menengah (PPJM), dengan waktu pelaksanaan 6 (enam) tahunan. Waktu 6 (enam) tahun ini dipilih, oleh sebab disesuaikan dengan lamanya masa pelayanan (dhauran) Sekretaris Umum (SEKUM) Majelis Agung, yang salah satu tugasnya adalah mengawal jalannya program-program di GKJW.

Penetapan tema  PPJP-GKJW merupakan langkah yang penting dalam perjalanan pelayanan GKJW, karena dengan tema yang tepat, akan memberi arah dan fokus strategis dalam pelaksanaan pembangunan gereja; bahkan menjadi perekat, yang menyatukan berbagai gagasan strategis dan menumbuhkan komitmen bersama seluruh warga GKJW, dalam mewujudkan cita-cita masa depan. Berdasarkan hal itu, ditetapkanlah tema PPJP-GKJW, yaitu:

“MANDIRI DAN MENJADI BERKAT”

Tema “Mandiri dan Menjadi Berkat”, yang berlaku dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2034, merupakan penjabaran dari visi GKJW, yakni “Menjadi Rekan Kerja Tuhan dalam Mewujudkan Tanda-tanda Kehadiran Kerajaan Allah Bagi Dunia”. Dalam tema ini termuat dua tekad GKJW, yaitu:

Pertama, tekad untuk mandiri.

Yang dimaksud dengan mandiri, adalah mandiri dalam semua aspek kehidupan bergereja, sebagaimana yang terangkum dalam tri kemandirian GKJW, yaitu di bidang-bidang teologi, daya dan dana; karena, pada hakekatnya, kemandirian merupakan panggilan Tuhan kepada setiap orang percaya dan gereja-Nya (Efesus 4:11-15, Filipi 4:11-13, Mazmur 37:5; Markus 9:23). Sedangkan ukuran untuk suatu kemandirian, di antaranya adalah mampu menyelenggarakan hidup dan kehidupannya sendiri, mampu berdiri tegak pada jati diri dan tujuan panggilannya, mampu mengatasi masalah yang dihadapi, tidak tergantung dan/atau menggantungkan diri kepada orang dan/atau lembaga lain.

Kedua, tekad untuk menjadi berkat bagi apa dan siapa pun.

Sebagaimana panggilan Allah kepada Abraham, dikandung maksud bukan hanya agar keturunannya tak terhitung jumlahnya, tetapi ia dipanggil juga untuk menjadi berkat bagi semua bangsa (Kejadian 12:1-3). 

TUJUAN PPJP

Berdasarkan Tema PPJP serta kondisi kontekstual GKJW tersebut di atas, maka ditetapkanlah tujuan PPJP-GKJW sebagai berikut:

1. Meningkatkan pemahaman berteologi warga secara baik dan benar, meliputi:

• Mampu berteologi secara alkitabiah dan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari serta mewujudkan panggilan dalam berteologi, bersekutu, bersaksi, pelayanan cinta kasih dan penatalayanan.
• Mentalitas yang benar dalam membangun kehidupan bersama dengan umat yang berbeda agama dan keyakinan, sehingga dapat terwujud tatanan hidup masyarakat yang makin harmonis.

2. Memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional, yang siap memasuki era global, baik untuk kepentingan GKJW sendiri maupun sebagai sumbangsih GKJW kepada masyarakat, yaitu:

• Di bidang ilmu non teologi, memenuhi sebanyak 90 orang pemuda lulus S-1 non teologi, yang pendidikannya dibiayai dari beasiswa dan/atau orang tua asuh yang diusahakan oleh GKJW.
• Memenuhi kebutuhan tenaga pendeta GKJW sebagai tenaga pendeta di jemaat-jemaat, untuk pelayanan kategorial dan daya pendukung dalam kemitraan gereja.
• Mengoptimalkan kemampuanpuan pelayanan pejabat dan tenaga gerejawi sesuai dengan konteks kehidupan berjemaat di GKJW.
• Mengoptimalkan pemanfaatan Ilmu Pengatahuan dan Teknologi dalam pelayanan gerejawi di lingkup Majelis Jemaat, Majelis Daerah, dan Majelis Agung.

3.Memenuhi kebutuhan pembiayaan kegiatan pelayanan di lingkup majelis jemaat, majelis daerah dan majelis agung, yang diupayakan dengan cara:

• Meningkatkan potensi warga dalam mewujudkan tanggung jawab untuk ikut serta melaksanakan karya Tuhan melalui gereja-Nya.
• Memanfaatkan peluang-peluang usaha yang tidak bertentangan dengan kepercayaan, panggilan dan perutusan GKJW.
• Menerapkan tata kelola yang jelas dan transparan terhadap segala bentuk aset milik gereja, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Mewujudkan partisipasi aktif GKJW dalam pembangunan bangsa dan negara, yang diupayakan dengan cara:

1. Pengentasan kemiskinan, meningkatkan pelayanan kesehatan, meningkatkan pelayanan pendidikan dan terwujudnya desa wisata.
2. Mengoptimalkan penerapan energi alternatif dalam bentuk energi terbarukan, dalam rangka mendukung dan/atau memenuhi kebutuhan rumah tangga.
3. Mewujudkan ‘Kedaulatan Pangan’ sebagai hasil dari pelaksanaan tata kelola lahan pertanian milik gereja, warga jemaat dan masyarakat. Dengan pengelolaan tanah pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, dapat memberi hasil yang lebih baik dan lebih sehat guna memenuhi kebutuhan konsumsi.

LATAR BELAKANG RENCANA STRATEGIS PPJP

Dalam rangka mewujudkan tema dan tujuan PPJP GKJW serta partisipasi aktifnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, GKJW menyusun langkah-langkah strategis, kemudian diteruskan dalam rancangan operasional yang diejawantahkan dalam PPJM dan program-program kegiatan tahunannya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kedua langkah tersebut, yaitu:

1. PPJM Tahap ke-1, adalah sebuah proses kegiatan pelayanan untuk menyiapkan, mewujudkan, mengadakan, menyediakan, membentuk, merintis, mengupdate, dan menyempurnakan dari capaian PRKP;
2. PPJM Tahap ke-2, adalah sebuah proses kegiatan pelayanan sebagai upaya meningkatkan hasil/pencapaian pelaksanaan program selama satu tahap sebelumnya;
3. PPJM Tahap ke-3, adalah sebuah proses kegiatan pelayanan dalam rangka optimalisasi hasil/pencapaian pelaksanaan program selama dua tahap sebelumnya.
4. Dalam penjabaran langkah-langkah operasional dilakukan penataan secara matang, baik dalam jangka menengah maupun jangka pendek (PKT).

RENCANA STRATEGIS PPJM I

1. Tersedianya bahan pembinaan untuk memotivasi warga jemaat agar menjadi makin dewasa dalam mewujudkan panggilan hidupnya, yaitu berteologi, bersekutu, bersaksi, pelayanan cinta kasih dan penatalayanan sesuai dengan konteks PPJP.
2. Tersedianya bahan pembinaan untuk memotivasi warga jemaat agar peduli terhadap masalah ekologi, kependudukan dan kearifan lokal.
3. Peningkatan kualitas pembinaan anak dan remaja.
4. Tersedia serta didaratkannya bahan pembinaan dan bentuk-bentuk pelatihan untuk memotivasi pemuda, agar menjadi warga jemaat yang berkualitas dan professional di tengah kehidupan era global.
5. Pengembangan pembinaan warga basis keluarga.
6. Terbinanya peserta kegiatan SIKI bagi semua jenjang kategori kewargaan, baik dari kalangan warga jemaat, pejabat gerejawi maupun mitra GKJW, sehingga makin dapat memperluas jaringan kerjasama antar umat beragama dan keyakinan.
7. Terbentuknya alumni SIKI di daerah-daerah asal alumni melalui pengadaan “SIKI Lanjutan”, dengan maksud: (a) Terbentuknya komunitas kerukunan hidup beragama dan keyakinan di daerah-daerah asal alumni. (b)Menyusun program kerjasama antar umat beragama dan keyakinan.
8. Terpenuhinya tenaga pendeta GKJW sebagai Pelayan di Jemat-jemaat GKJW dan dalam rangka membangun kemitraan.
9. Mengembangkan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk pelayanan gerejawi di lingkup Majelis Jemaat, Majelis Daerah, dan Majelis Agung.
10. Didapatkannya orang tua asuh dan/atau beasiswa bagi 30 (tiga puluh) orang yang berprestasi tetapi tidak mempunyai dana untuk studi S-1 non teologi.
11. Mengembangkan kemampuan pelayanan tenaga dan pejabat gerejawi sesuai dengan konteks kehidupan berjemaat di GKJW.
12. Tercapainya kemandirian dana di seluruh lingkup pelayanan GKJW, yang berasal dari Dana Persekutuan Jemaat, hasil pengelolaan lahan pertanian serta usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan asas-asas kehidupan bergereja. Terwujudnya kemandirian dana tersebut ditandai dengan: (a) Terpenuhinya kebutuhan pembiayaan kegiatan pelayanan di jemaat, sehingga tidak ada jemaat yang disubsidi. (b) Terpenuhinya kebutuhan pembiayaan kegiatan pelayanan di lingkup Majelis Daerah dan Majelis Agung.
13. Terwujudnya penerapan energi alternatif dalam bentuk energi terbarukan guna mencukupi kebutuhan energi sehari-hari, bagi minimal 2 (dua) Majelis Daerah. (2 MD tersebut sebagai pilot project)
14. Terwujudnya ‘pembaharuan agraria’ (pertanian organik), sebagai sistem dalam pengelolaan lahan pertanian, sehingga dapat memberi hasil produksi dalam jumlah yang memadai; baik terhadap lahan pertanian milik gereja, warga jemaat maupun masyarakat.
15. Pembinaan dan pendampingan secara intensif terhadap warga dalam upaya Pemberdayaan Ekonomi Warga (PEW), untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
16. Merintis dan membentuk model ekonomi kerakyatan.
17. Mengoptimalkan pelayanan GKJW di bidang pendidikan, dengan cara mengembangkan unit-unit sekolah yang sudah ada dan pengadaan sekolah-sekolah baru sesuai dengan kebutuhan pendidikan bagi anak-anak jemaat dan masyarakat.
18. Mengoptimalkan pelayanan di bidang kesehatan, agar kualitas kesehatan warga jemaat dan masyarakat menjadi semakin baik, dengan memperhatikan: (a) Pemenuhan tenaga medis untuk seluruh rumah sakit milik GKJW, (b) Pemenuhan kebutuhan dan lokasi poliklinik di wilayah-wilayah pelayanan GKJW, (c) Pemenuhan sarana prasarana kesehatan.
19. Terbentuknya 2 (dua) Desa Wisata di wilayah pelayanan GKJW, dalam rangka mengembangkan potensi daerah pelayanan serta sebagai wujud partisipasi dalam proses pembangunan yang diprogramkan oleh pemerintah.

PELAKSANA 

Rencana strategis PPJM menjadi acuan bagi program-program yang dilaksanakan oleh Badan Pembantu Majelis Agung (BPMA), Badan Pembantu Majelis Daerah (BPMD), dan Badan Pembantu Majelis Jemaat (BPMJ). Di lingkup MA, badan-badan pembantu ini adalah:

1. Bidang Teologi

a. Dewan Pembinaan Teologi (DPT)
b. Institut Pendidikan Teologi Balewiyata (I.PTh. Balewiyata)
c. Tim Pendamping (Timping)

2. Bidang Persekutuan

a. Dewan Pembinaan Anak dan Remaja (DPAR)
b. Dewan Pembinaan Pemuda dan Mahasiswa (DPPM)
c. Dewan Pembinaan Peranan Wanita (DPPW)

3. Bidang Kesaksian

a. Dewan Pembinaan Kesaksian (DPK)

4. Bidang Cinta Kasih 

a. Dewan Pembinaan Pelayanan Cinta Kasih (DPP)

5. Bidang Penatalayanan

a. Dewan Pembinaan Penatalayanan (DPPL)
b. Kelompok Kerja Beasiswa  (Pokja Beasiswa)

6. Lintas Bidang

a. Komisi Pengawasan Perbendaharaan Majelis Agung (KP2MA)
b. Komisi Perencanaan Penelitian Pengembangan (Komperlitbang)
c. Komisi Personalia
d. Pokja Sumber Daya Manusia (Pokja SDM)
e. Komisi Hubungan Oikumene dan Luar Negeri (KHLN)
f. Komisi Hubungan Antar Umat (KAUM)

7. Yayasan 

a. Dana Pensiun
b. Yayasan Kesehatan
c. Yayasan Badan Pendidikan Kristen
d. Lembaga Pendampingan Masyarakat

Badan Pembantu di lingkup MD dan MJ dibentuk sesuai kepentingan / kebutuhan berdasarkan Organisasi Tata Laksana Gereja yang berlaku di setiap MD atau Jemaat